Entrepreneur
Entrepreneur
berasal dari bahasa Prancis, entre dan
prendre. Entre artinya antara, dan prendre
artinya mengambil. Konsep entrepreneur memiliki arti yang luas, salah satunya
adalah orang yang melakukan kegiatan wirausaha. Kegiatan wirausaha sendiri
dapat berupa menjual suatu produk, baik barang maupun jasa ke konsumen ( pasar
) untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya.
Penjualan ini sering disebut sebagai ekonomi atomic (ekonomi berbasis
atom) ,dimana barang yang dijual merupakan barang premium (harus dibayar).
Namun seiring perkembangan jaman, ekonomi atom beralih menjadi eco-bits (
ekonomi yang berbasis bits). Tidak lagi
berfokus pada penjualan barang untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi
membangun suatu bisnis baru dengan menggunakan kolaborasi masa, sehingga barang
yang awalnya premium bisa berubah menjadi “freemium” (free +premium= freemium)
atau dengan kata lain gratis. Namun disini timbul sebuah pertanyaan, apabila
suatu bisnis “digratiskan”, maka darimana keuntungan diperoleh?
Keuntungan
diperoleh salah satunya dari iklan. Tapi bagaimana iklan bisa tertarik pada
“bisnis” ini? Jawabannya adalah terletak pada kolaborasi masa. Pembangunan
kolaborasi masa akan menghasilkan suatu community, dari suatu community
tersebut akan menimbulkan suatu traffic yang akhirnya akan menarik iklan masuk
kedalamnya. Dari iklan tersebutlah, maka keuntungan akan diperoleh.
Tidak kalah
pentingnya, setelah suatu kolaborasi masa kemudian terbentuk suatu comunity,
dari suatu comunity itu menimbulkan suatu traffic yang baik haruslah didasari
rasa saling percaya satu sama lain. Apabila kepercayaan seseorang itu tinggi
terhadap kita, pastinya dia akan berminat untuk bekerja sama dengan kita.
Dapat disimpulkan
seperti ini, manusia satu dengan yang lainnya dulunya belum pernah bertemu
ternyata suatu saat mereka bertemu, bergaul, dan berdiskusi bersama
mengeluarkan ide-ide mereka. Dari pertemuan itulah mulai ada rasa saling
mendukung satu sama lain, rasa saling melengkapi ide-ide satu sama lain, dan
timbullah rasa percaya satu sama lain dalam mengembangkan ide-ide mereka itu.
Rasa percaya itu kemudian menyebabkan adanya suatu kolaborasi masa, berkembang
menjadi suatu comunity, yang akhirnya menimbulkan suatu traffic yang
mendatangkan suatu profit. Sumua hal tersebut bisa digambarkan seperti suatu
gunung es, dimana di dasar gunung es itu adalah mass kolaborasi (kolaborasi
masa), lapisan selanjutnya adalah komunitas (comunity), yang selanjutnya adalah
traffic.
Dengan penjelasan di atas, Pak Tanto memberikan tugas lapangan berupa mencari ide yang menghasilkan suatu produk. Melalui diskusi muncullah beberapa macam ide yang bersumber dari 5 pemikiran yang berbeda-beda, pada akhirnya distujuilah untuk mengembangkan produk-produk kain perca. Tersebutlah nama Bapak Jarot, seorang pengumpul kain perca dari banyak garment dengan skala yang besar. Menurut beliau empat truk kain perca masuk ke gudang setiap harinya. Namun hanya satu truk kain perca yang dapat dipisahkan menurut jenisnya. Omset sebulannya mencapai 350 juta rupiah. Dengan masalah tersebut kami memberikan solusi untuk memanfaatkan kain perca tersebut menjadi industri kreatif. Terciptalah blog kami dengan nama "Perca Kreatif".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar