Kamis, 02 Januari 2014

Tentang Kami

Berawal dari kehadiran kami pada mata kuliah kewirausahaan yang disampaikan oleh Pak Tanto dengan materi sebagai berikut :


Entrepreneur

Entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre dan prendre. Entre artinya antara, dan prendre artinya mengambil. Konsep entrepreneur memiliki arti yang luas, salah satunya adalah orang yang melakukan kegiatan wirausaha. Kegiatan wirausaha sendiri dapat berupa menjual suatu produk, baik barang maupun jasa ke konsumen ( pasar ) untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya.  Penjualan ini sering disebut sebagai ekonomi atomic (ekonomi berbasis atom) ,dimana barang yang dijual merupakan barang premium (harus dibayar). Namun seiring perkembangan jaman, ekonomi atom beralih menjadi eco-bits ( ekonomi yang berbasis bits).  Tidak lagi berfokus pada penjualan barang untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi membangun suatu bisnis baru dengan menggunakan kolaborasi masa, sehingga barang yang awalnya premium bisa berubah menjadi “freemium” (free +premium= freemium) atau dengan kata lain gratis. Namun disini timbul sebuah pertanyaan, apabila suatu bisnis “digratiskan”, maka darimana keuntungan diperoleh?
Keuntungan diperoleh salah satunya dari iklan. Tapi bagaimana iklan bisa tertarik pada “bisnis” ini? Jawabannya adalah terletak pada kolaborasi masa. Pembangunan kolaborasi masa akan menghasilkan suatu community, dari suatu community tersebut akan menimbulkan suatu traffic yang akhirnya akan menarik iklan masuk kedalamnya. Dari iklan tersebutlah, maka keuntungan akan diperoleh.

Tidak kalah pentingnya, setelah suatu kolaborasi masa kemudian terbentuk suatu comunity, dari suatu comunity itu menimbulkan suatu traffic yang baik haruslah didasari rasa saling percaya satu sama lain. Apabila kepercayaan seseorang itu tinggi terhadap kita, pastinya dia akan berminat untuk bekerja sama dengan kita.

Dapat disimpulkan seperti ini, manusia satu dengan yang lainnya dulunya belum pernah bertemu ternyata suatu saat mereka bertemu, bergaul, dan berdiskusi bersama mengeluarkan ide-ide mereka. Dari pertemuan itulah mulai ada rasa saling mendukung satu sama lain, rasa saling melengkapi ide-ide satu sama lain, dan timbullah rasa percaya satu sama lain dalam mengembangkan ide-ide mereka itu. Rasa percaya itu kemudian menyebabkan adanya suatu kolaborasi masa, berkembang menjadi suatu comunity, yang akhirnya menimbulkan suatu traffic yang mendatangkan suatu profit. Sumua hal tersebut bisa digambarkan seperti suatu gunung es, dimana di dasar gunung es itu adalah mass kolaborasi (kolaborasi masa), lapisan selanjutnya adalah komunitas (comunity), yang selanjutnya adalah traffic.


Dengan penjelasan di atas, Pak Tanto memberikan tugas lapangan berupa mencari ide yang menghasilkan suatu produk. Melalui diskusi muncullah beberapa macam ide yang bersumber dari 5 pemikiran yang berbeda-beda, pada akhirnya distujuilah untuk mengembangkan produk-produk kain perca. Tersebutlah nama Bapak Jarot, seorang pengumpul kain perca dari banyak garment dengan skala yang besar. Menurut beliau empat truk kain perca masuk ke gudang setiap harinya. Namun hanya satu truk kain perca yang dapat dipisahkan menurut jenisnya. Omset sebulannya mencapai 350 juta rupiah. Dengan masalah tersebut kami memberikan solusi untuk memanfaatkan kain perca tersebut menjadi industri kreatif. Terciptalah blog kami dengan nama "Perca Kreatif".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar